Sukses Bisa Berawal dari Gagasan Sepele

Tak semua kisah sukses bermula dari ide besar. Banyak sukses yang justru lahir dari gagasan sepele. Bahkan ada yang menangguk untung besar lantaran kelihaiannya mengadopsi temuan orang lain (mungkin Anda pernah mendengar istilah “ATM,” Amati, Tiru, Modifikasi).

Liquid Paper adalah salah satu contohnya. Produk ini bermula dari kebingungan sang penemu, Bette Graham. Ia adalah seorang ibu yang bekerja sebagai sekretaris. Namun ia kerap stres lantaran pekerjaannya mengetik. Bagaimana tidak, ia harus membuat hasil ketikannya rapi dan bersih, namun ketikannya kerap salah.

Suatu ketika tanpa sengaja dia melihat seorang tukang cat tengah mengecat. Tukang cat itu ternyata tak sengaja menodai hasil kerjanya. Untuk membersihkannya, pengecat itu kemudian menimpa noda itu dengan cat putih.

Dari situ, Graham terpikir untuk melakukan hal serupa. Dia mencoba menggunakan cat putih berbahan dasar air dan kuas tipis untuk menutup kesalahan ketiknya. Ternyata berhasil! Pada tahun 1957, teman-temannya mengetahui hal ini, Graham mulai mengomersialkan, hingga mampu menjual sekitar 100 botol cairan pengoreksi per bulan. Belasan tahun kemudian, perusahaan yang ia dirikan berhasil menjual sedikitnya lima juta botol correction fluid; kini ditambah dengan correction pens dan correction tape.

Yang tak kalah menarik adalah kisah tentang sukses besar yang terjadi karena kecerdikan dalam mengadopsi ide orang lain. Adalah Dietrich Mateschitz yang mengubah tonik menyehatkan asal Thailand ("si kerbau air merah" alias Krating Daeng) menjadi manis dan berbuih, yang cocok untuk orang-orang Austria. Ia lantas mengemasnya lebih menarik dalam kaleng ramping, dan memberinya merek Red Bull. Dengan klaim sebagai ‘minuman cerdas’ yang mampu meningkatkan kinerja seseorang, Red Bull menangguk sukses besar. Pada tahun 2006, penjualannya mencapai 3,5 miliar dolar AS, dan kini diperkirakan jauh melebihi angka itu.

Sukses juga bisa terjadi pada seseorang yang memiliki kemampuan berinovasi dan melakukan eksekusi lebih baik terhadap ide yang sudah ada. Michael Dell adalah salah satu contohnya. Ia berhasil menembus industri yang memuja inovasi tanpa membuat inovasi dengan tangannya sendiri. Dia mulai membangun komputer rakitan di kamar kosnya dan menjualnya dengan harga relatif murah melalui pos. Kini, siapa tak kenal komputer Dell?

Singkatnya, dari berbagai contoh yang ada memberikan inspirasi kepada kita bahwa sukses besar bisa terjadi pada siapa saja dan dengan cara apa saja. Yang penting adalah ketekunan dan keberanian dalam menghadapi risiko. Seperti Edi Noersasongko, pendiri dan sekaligus rektor Universitas Dian Nuswantoro, Semarang. Berkat keberanian, kegigihan dan ketabahannya, lembaga kursus komputer yang ia dirikan sekitar 25 tahun lalu, kini telah menjelma menjadi universitas besar yang memiliki lebih dari 10 ribu mahasiswa.

Netter yang luar biasa, melalui kisah-kisah di atas, kita semua kembali diingatkan, bahwa kita perlu sedikit “memaksa diri” untuk mulai memikirkan cara-cara baru, ide-ide segar (kecil maupun besar), dan yang tak kalah penting, terus gigih berjuang sampai berhasil. Mengingat hanya dengan cara itulah, kita bisa menciptakan perubahan, perbedaan dan keberhasilan, hingga akhirnya lompatan besar. Semoga.

sumber : andriewongso.com