Serigala Telah Datang!

Serigala Telah Datang!

Alkisah, di sebuah desa pegunungan, tinggallah seorang anak gembala. Setiap hari, anak gembala tersebut harus menggiring kambing-kambingnya ke ladang rumput untuk makan dan kembali begitu malam tiba.

Suatu hari, ia kembali menggiring kambing-kambingnya ke ladang rumput. Karena sudah terbiasa, kambing-kambing miliknya pun berjalan sendiri sambil memakan rumput-rumput hijau yang ada di sana.

Anak gembala tersebut kemudian bersandar pada sebuah pohon untuk beristirahat. Ia memandang langit biru yang berteberan awan-awan putih. Ia pun kemudian merasa sangat bosan. Akhirnya, ia mendapatkan ide untuk mempermainkan orang-orang. Ia berteriak, “Serigala datang! Serigala datang! Serigala memakan kambing saya! Cepat datang selamatkan saya!” Karena dirinya sedang berada di atas gunung, maka teriakannya bergema sangat keras. Teriakannya pun sampai hingga ke kelompok petani yang sedang bekerja.

Mendengar teriakan anak gembala tersebut, para petani pun langsung menghampirinya dan meninggalkan pekerjaannya. Sesampainya di gunung, para petani bertanya pada anak gembala tersebut, “Di mana serigalanya?” Melihat kepanikan petani tersebut, si anak gembala pun tertawa terbahak-bahak dan berkata, “Aku hanya bohong, kok. Mana ada serigala di sini?” Para petani pun sangat kesal karena ulah si gembala.

Hari berikutnya, anak gembala kembali menggiring kambing-kambingnya ke sebuah persimpangan gunung. Ia merasa bosan karena harus menunggu lama. Akhirnya, ia kembali menggunakan idenya dan berteriak, “Serigala datang! Serigala datang! Serigala memakan kambing saya! Cepata tolong bantu saya!” Teriakannya kembali terdengar oleh para petani yang sedang bekerja. Para petani tersebut menghampirinya dan bertanya, “Di mana serigalanya? Cepat bawa kami ke sana!” Anak gembali kembali tertawa melihat kepanikan para petani, “Hahaha… Lagi-lagi aku berhasil membohongi kalian. Mana ada serigala di sini?” Mendengar anak gembala tersebut, para petani kembali marah dan kesal.

Hari selanjutnya, si anak gembala kembali menggiring kambing-kambingnya. Ia merasa bosan dan berteriak lagi seperti hari-hari sebelumnya. Namun kali ini, para petani enggan mendengarkannya karena tahu bahwa anak gembala tersbeut hanya berbohong. Kemudian, serigal benar-benar datang. Serigal tersebut menyerang dan memakan kambing-kambingnya satu persatu. Anak gembala itu pun panik dan terus memohon bantuan dan berteriak, “Serigala datang! Dia memakan kambing-kambing saya! Tolong!”

Namun, karena ulahnya yang terus menerus berbohong, maka tak ada satupun yang mau datang membantunya. Dan akhirnya, seluruh kambingnya pun habis dimakan serigala.

Netter yang Bijaksana,

Dari kisah di atas kita bisa memetik sesuatu. Bahwa kebohongan bukanlah hal yang baik dan bisa menyebabkan kita tidak dapat dipercaya. Jika kita melakukan kebohongan lebih dari sekali terus menerus, dan melakukannya tanpa tanggung jawab, maka kita akan di cap sebagai orang yang tidak dapat dipercaya.

Ketika cap tersebut sudah melekat pada diri Anda, maka suatu waktu ketika anda dalam kondisi yang ditekan, maka tidak aka nada yang percaya dengan perkataan Anda, sekalipun Anda berkata jujur.

Jadi, sebisa mungkin hindari hal-hal yang bisa memaksa Anda untuk berbohong. Ketika melakukan kesalahan, lebih baik mengakuinya daripada harus berbohong untuk menutupi. Karena dalam mengakui kesalahan, berarti ada keberanian dalam diri Anda.

Sumber : andriewongso.com