Setiap Orang Punya Bibit Kebaikan

Alkisah, suatu sore di sebuah kantor, setiap akhir bulan, hampir semua karyawan berkumpul untuk merayakan ulang tahun bersama dan sekaligus kocokan arisan. Dan ini adalah arisan periode pertama setelah berakhir periode lalu, sekaligus pimpinan perusahaan berulang tahun sehingga semua orang bersemangat datang merayakan dan berharap mendapatkan arisan yang pertama.

Saat memasuki function room, di dekat pintu masuk di atas meja, disediakan kaleng dan setiap orang wajib memasukkan kertas gulungan kecil bertuliskan nama. Nanti di akhir acara, secara acak akan diambil 1 gulungan dan nama yang tertera yang beruntung mendapatkan uang arisan.

Di sudut ruangan, terlihat wajah sendu ibu pembantu umum di kantor itu. Sikapnya khusuk dalam doa. “Tuhan, tolong hambaMu ini, semoga namaku yang keluar. Sehingga anakku yang sedang sakit bisa mendapatkan biaya untuk operasi dan sembuh seperti sediakala," pintanya sepenuh hati.

Di akhir acara, saat namanya dibacakan dari gulungan kertas kecil, tak terasa linangan air mata si ibu ikut mengiringinya.

“Terima kasih Tuhan, Engkau Maha Baik, telah mendengarkan doa hamba,” dalam hatinya mengucap doa syukur. Semua orang di ruangan itu ikut bersorak gembira. Terasa ada kelegaan menggantung di situ.

Setelah pertemuan usai, si ibu melanjutkan tugas membereskan ruangan bekas pakai itu. Ketika matanya melihat kaleng berisi gulungan nama, sebelum dimusnahkan, iseng dibukanya gulungan nama yang tersisa di dalam kaleng. Dan alangkah terkejutnya dia karena semua gulungan bertuliskan namanya! Seketika pecahlah tangisnya. Perasaan haru biru menyertai. Karena semua orang di kantor ini tidak menulis nama mereka, tetapi menulis namanya, untuk memastikan bahwa gulungan kertas mana pun yang diambil, namanya yang bakal keluar. Dia tidak menyangka, walaupun hanya pembantu di kantor itu, tetapi semua teman menyayangi dengan memastikan dialah yang mendapatkan arisan untuk biaya pengobatan.

Netter yang Luar Biasa,

Secara spontan, tanpa kesepakatan sebelumnya, mereka rela memberikan haknya untuk dimanfaatkan oleh teman yang sedang dalam kesulitan. Karena sesungguhnya pada dasarnya, setiap orang sebagai makhluk yang berTuhan, memiliki bibit kebaikan di dalam dirinya. Dan secara bersamaan, saat kita memikirkan orang lain, Tuhan pasti akan memikirkan keadaan kita.

Sumber : andriewongso.com