Gagal, Sumber Kekuatan Untuk Meraih Sukses
oleh Andrie Wongso
Kegagalan bisa menjadi kekuatan untuk meraih kesuksesan. Namun, sukses yang berlebihan—yang memunculkan kesombongan dan keangkuhan—bisa juga menciptakan kegagalan. Karena itu, sadari: sukses dan gagal selalu berjalan beriringan secara alami dalam kehidupan setiap insan manusia.
Maka, jangan heran jika setiap saat, setiap waktu, akan muncul kisah-kisah menginspirasi di mana orang, baik sebagai pekerja, pengusaha, negarawan, politikus, olahragawan, mampu mencetak prestasi di bidangnya masing-masing. Namun, jangan heran pula, di tengah sinar terang sosok yang kita idolakan, tiba-tiba muncul berita tentang kegagalannya.
Itulah mengapa, ketika sukses sudah didapat, kejayaan telah diraih, kegemilangan telah terukir menghiasi nama kita, jangan lengah atau terjebak pada “godaan-godaan” yang menjerumuskan. Salah langkah, salah antisipasi, salah berucap atau bertindak, kegagalan, kejatuhan, atau kebangkrutan siap membuat siapa pun kembali terperosok ke dasar jurang. Begitu juga, saat kita sedang berada di bawah, tak perlu putus asa dan patah semangat. Sepanjang nyawa masih di kandung badan, jiwa dan pikiran mampu bekerja dengan optimal, selalu ada harapan.
Justru, saat kita sedang berada di bawah itu, sikap dan mentalitas kita sedang diuji dan dimatangkan untuk menjadi lebih baik.
Bagi saya, gagal sejatinya terjadi karena setidaknya tiga hal. Pertama, gagal terjadi karena memang waktunya belum tepat atau matang.
Kedua, cara yang dilakukan cenderung salah. Sudah berusaha mati-matian, berjuang dengan sangat keras, namun hasil belum maksimal. Biasanya, jika gagal karena kesalahan sendiri—dengan evaluasi menyeluruh—akan bisa dilakukan koreksi. Hasilnya, jika benar diperbaiki, malah kegagalan yang terjadi akan jadi sumber inspirasi untuk meraih sukses sejati.
Ketiga, penyebab kegagalan yang paling sering dilakukan—disadari atau tidak—adalah karena kurang ulet. Banyak orang yang justru menyerah saat sukses sudah selangkah lagi. Padahal, hanya dengan menahan diri sekeras mungkin, dengan berjuang sekali lagi, di depan, sukses sudah menanti.
Saya sendiri pernah mengalami kegagalan yang sangat pahit. Kala itu, saya memberanikan diri berhenti dari pekerjaan. Satu-satunya tekad kala itu adalah ingin menjadi bintang film dengan modal ilmu kungfu dan berpenampilan cameraface. Tapi, angan yang sudah menggebu itu ternyata berujung pada kegagalan. Akibatnya, saya pun menganggur tiga bulan.
Dengan menahan penderitaan kegagalan, saya pun kembali kerja. Tapi, embrio untuk menjadi bintang film tak hilang sedikit pun. Akhirnya, untuk mengumpulkan modal, saya membuka perguruan kungfu. Saat itu, saya justru meningkatkan impian guna menjadi bintang film di Hongkong. Sebuah impian yang dianggap mustahil oleh banyak orang. Tetapi, belajar dari kegagalan masa lalu, saya terus berjuang memoles diri. Hingga, akhirnya, tahun 80-an saya berhasil mendapat kontrak film untuk menjadi bintang film di Taiwan. Inilah tonggak yang makin menguatkan pikiran saya, bahwa kegagalan hanyalah proses menuju keberhasilan. Dengan berjuang lebih keras lagi, lebih gigih lagi, kita pasti menemukan cara untuk menggapai impian.
Mari teman-teman, bersyukur saat gagal. Sebab, itu artinya, kita masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri. Dan, syukurilah pula saat sukses dengan tidak terjerumus pada kesombongan. Yakni, dengan mengingat bahwa jalan masih panjang. Sehingga, apa pun hasil yang kita raih, akan membuat kita menjadi pemenang sejati kehidupan. Dan, kita pun akan meninggalkan “nama” harum untuk dikenang.
sumber : andriewongso.com
baca juga : Disleksia ,Pencipta sepeda motor Britten