Menyentuh Hati, Anak 5 Tahun Tuntun Ayah Buta Berangkat Bekerja



Ketika kamu berpikir hidup kamu terasa sangat berat karena kamu tak memiliki segalanya atau karena hidupmu tak senyaman sahabat-sahabat dekatmu, mulai saat ini cobalah untuk tetap bersyukur dan selalu yakin bahwa di luar sana masih ada banyak orang yang hidupnya pas-pasan bahkan diselimuti oleh berbagai kekurangan. Pada dasarnya, tidak sedikit orang di luar sana yang harus bekerja keras untuk menjalani hidup. Yang lebih mengharukan dan menyentuh hati, orang tersebut tidak jarang harus berjuang hidup sejak usianya masih sangat belia.

Dikutip dari laman asiantown.net, kisah seorang anak yang masih berusia 5 tahun bernama Jenny asal Filipina ini telah menjadi kisah yang begitu menyentuh dan menyayat hati. Bagaimana tak menyentuh dan menyayat hati, setiap pagi, anak yang masih balita ini harus mengantar dan menuntun sang ayah ke tempatnya bekerja. Sang ayah yang bernama Nelso Pepe merupakan seorang pria yang mengalami kebutaan.






Sang ayah yang juga sering kali disapa sebagai Dodong oleh masyarakat ini bekerja di sebuah perkebunan kepala di Southern Leyte, Filipina. Sang ayah bekerja sebagai pemetik kepala dan setidaknya harus memanjat 60 pohon kelapa setiap harinya di perkebunan. Atas pekerjaannya ini, Pepe mengaku bahwa ia digaji sekitar 9 dollar atau setara dengan 120 ribu setiap harinya.

Untuk sampai ke tempat kerja yakni perkebunan, Pepe selalu diantar dan dituntun oleh buah hatinya Jenny yang masih berusia 5 tahun. Meski harus berangkat pagi dan melewati perkebunan yang luas, Jenny mengaku bahwa ia sangat bahagia dan senang bisa mengantar dan menemani sang ayah. Tak hanya mengantar dan menuntun serta menemani sang ayah, tidak jarang Jenny juga membantu sang ayah mengumpulkan kelapa yang baru dipetik sang ayah. Jenny juga membantu ayah menyiapkan bekal yang mereka bawa dari rumah.

Apa yang dilakukan oleh Jenny ini, telah menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah foto dan video tentangnya di upload oleh seorang pengguna facebook bernama Rhuby Capunes. Setelah di upload pada tanggal 10 Juni 2016, video mengenai Jenny dan sang ayah telah membuat banyak netizen di dunia merasa simpati dan terharu serta tersentuh. Bahkan, yayasan internasional yakni ABS-CBN memberikan perhatian khusus buat keluarga Pepe dan berharap bahwa keluarga ini bisa hidup lebih baik lagi selanjutnya.



Kisah yang begitu menyentuh dan mengharukan ya. Jika Jenny yang masih belia saja bisa menjadi seorang anak yang sangat mengesankan dan begitu sayang pada orang tuanya, sangat malu rasanya jika kita masih suka mengeluh dan tidak sayang pada orang tua yang senantiasa memberikan apa saja yang kita minta dan kita butuhkan. Semoga, Jenny dan keluarganya bahagia selalu dan mereka pun mendapatkan kehidupan yang lebih bahagia serta lebih baik ke depannya.

sumber : vemale.com

baca juga : Oh Putriku, di Foto Ini Ayah Seperti Memelukmu dari Surga

Oh Putriku, di Foto Ini Ayah Seperti Memelukmu dari Surga



Kelahiran buah hati tercinta seharusnya jadi momen yang paling membahagiakan bagi setiap orang tua. Tapi momen seperti itu pun bisa memiliki kisahnya dan tragedinya sendiri. Seperti yang dialami oleh Kathryn Seable Williams ini.

Kathryn harus menghadapi kenyataan yang cukup pahit. Seperti yang dilansir oleh dailymail.co.uk,putrinya yang diberi nama Aubrey tak akan bisa melihat langsung wajah ayahnya sejak dilahirkan. Pasangannya, Hector Daniel Ferrez Alvarez meninggal dunia sebulan sebelum Aubrey lahir.

Hector ini dikenal sebagai pecinta sepeda motor. Kim Stone, fotografer yang diminta nenek Kathryn untuk memotret Aubrey pun bercerita sosok Hector yang kalau saja masih hidup mungkin akan jadi orang pertama yang memeluk Aubrey. "Ayahnya sangat mencintai sepeda motornya. Ia selalu memakai alat pelindung. Dia selalu memastikan dirinya aman. Namun ia tak bisa mendapat kesempatan bertemu dengan putrinya hingga akhir hayatnya. Ia tak akan pernah bisa menggendong putrinya," ungkap Kim.


Nenek Aubrey merupakan tetangga Kim. Ia pun lalu menggunakan jasa Kim untuk melakukan pemotretan untuk Aubrey. "Saya sering melakukan pemotretan ini, tapi kali ini saya harus berdoa dulu sebelum memulai sesi pemotretannya. Sang nenek telah memesan sesi pemotretan ini untuk putrinya," papar Kim.

"Ibunya yang lembut masih dalam kondisi terpukul. Dia ingin menggunakan perlengkapan sepeda motor ayah putrinya, sesuatu yang dicintainya," terang Kim. Kim kemudian menggunakan sarung tangan Hector sebagai properti untuk pemotretan Aubrey. Tak disangka, saat dipotret dengan properti itu Aubrey tersenyum.




"Saya membuat potret ini. Potretnya bagus meski tak sempurna. Saya membaginya di media sosial dengan izin ibunya dan potret itu jadi viral," papar Kim. Kim mengatakan kalau potret itu kemudian dilihat sebanyak hampir tujuh juta kali dan di-like lebih dari 130 ribu orang.

Kathryn pun sangat terkesan dengan hasil foto tersebut. Ia berkata pada Kim akan men-screenshotfoto putrinya yang diunggah di halaman Facebook itu dan mencetaknya. Ia menemukan kembali semangat hidup dari potret putrinya tersebut.

Saat melihat wajah Aubrey yang tersenyum tersebut, tampak seperti sarung tangan mendiang ayahnya itu memeluk dirinya. Seakan-akan sang ayah juga memeluknya dari surga.

"Sekarang Aubrey dan ibunya, Kathryn harus bisa kembali bangkit dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam hidup tanpa Hector di sisi mereka, seperti masalah finansial dan ujian yang mengubah hidup ini," ujar Kim.

sumber : Vemale.com

baca juga : Foto Viral: Bayi Yang Baru Lahir Ini Apakah Sedang Berdoa?

Foto Viral: Bayi Yang Baru Lahir Ini Apakah Sedang Berdoa?

Kelahiran seorang bayi tentunya akan membuat setiap orang tua dan orang-orang di sekitarnya merasa bahagia, terharu sekaligus bangga. Apalagi, jika bayi yang lahir tersebut menunjukkan bahwa dirinya begitu mengesankan serta menggemaskan. Berbicara mengenai bayi yang mengesankan dan menggemaskan sejak lahir, kali ini sebuah foto menunjukkan seorang bayi yang begitu mengesankan dan menggemaskan.


Bagaimana tidak mengesankan dan menggemaskan, bayi yang baru lahir tersebut tak seperti bayi-bayi lainnya. Bayi yang lahir di Saudi Arabia ini terlihat sedang mengangkat kedua tangan dan seolah seperti berdoa sesaat setelah ia dilahirkan.


Dokter sedang tersenyum sambil menggendong bayi yang seolah sedang berdoa | Photo: Copyright emirates247.com


Dikutip dari laman emirates247.com, melihat ada sesuatu yang mengesankan dan menggemaskan yakni bayi berpose seperti sedang berdoa, sang dokter yang membantu kelahiran sang bayi pun mengambil ponsel genggam miliknya dan melakukan foto selfie bersama bayi. Di dalam foto, terlihat jelas bahwa si bayi benar-benar seperti sedang berdoa. Sementara sang dokter yang menggendongnya terlihat begitu bahagia dan bangga dengan si bayi.

Setelah foto ini menyebar, foto ini telah menjadi viral dan menjadi perbincangan hangat semua orang yang melihatnya. Beberapa netizen menganggap bahwa si bayi benar-benar mengesankan. Ia bahkan telah berdoa sejak ia masih kecil dan baru saja dilahirkan. Ini benar-benar merupakan bayi yang ajaib dan kagum padanya. Namun begitu, tidak sedikit orang yang menganggap bahwa hal ini sebagai kejadian yang terjadi kebetulan semata.

Mengenai sedang berdoa atau tidak, hanya ia dan Tuhan yang tahu. Apapun dan bagaimanapun, semoga si bayi baik-baik saja dan bisa tumbuh serta berkembang dengan sangat sehat, baik dan mengesankan. Semoga pula, ia juga akan menjadi seorang yang takwa dan patuh kepada sang pencipta nantinya

sumber : Vemale.com

baca juga : Ayah Buat Tato Mirip Bekas Luka Anak, Alasannya Bikin Terenyuh

Ayah Buat Tato Mirip Bekas Luka Anak, Alasannya Bikin Terenyuh



 Mengetahui buah hati bersedih dan kurang percaya diri dengan kondisinya, tentu hal ini membuat setiap orang tua turut merasa sedih dan prihatin. Belum lagi, jika rasa sedih dan rasa kurang percaya pada diri anak tersebut terjadi karena anak mengalami kondisi yang berbeda dari anak-anak pada umumnya. Berbicara mengenai anak yang kurang percaya diri dan merasa berbeda, kali ini sebuah kisah mengharukan datang dari seorang anak bernama Gabriel Marshall.

Dikutip dari laman metro.co.uk, Gabriel adalah seorang anak yang belum lama ini menderita tumor ganas di otaknya. Dengan penyakit yang dideritanya, ia pun harus menjalani serangkaian operasi pengangkatan tumor di kepalanya. Karena operasi ini, di kepala Gabriel pun terdapat luka bekas operasi yang membuat kulit kepalanya terlihat cukup berbeda. Atas luka tersebut, seringkali Gabriel menyebut dirinya berbeda dan ia seperti monster. Tidak jarang, ia juga merasa sedih karena kondisinya tersebut. Ya, meskipun sebenarnya ia sudah mulai bisa menerima kondisi tersebut dengan sabar dan lapang dada.

Melihat kesedihan yang dirasakan oleh sang buah hati, ayah Gabriel yakni Josh Marshall merasa terenyuh dan terharu. Agar buah hatinya tak lagi merasa dirinya berbeda, Josh pun akhirnya memutuskan untuk membuat tatoo di kepalanya. Tatoo itu sendiri sangat mirip dengan luka operasi sang anak.




Membuat tatoo yang mirip dengan luka anak tersebut dilakukan Josh tentu bukan tanpa alasan. Pria asal Kansas, Amerika Serikat ini mengaku bahwa ia ingin meningkatkan rasa percaya diri anak. Josh berharap bahwa sang anak bisa meyakinkan dirinya bahwa tak hanya dia yang berbeda melainkan sang ayah juga seperti dirinya. Josh berharap bahwa apa yang ada di dalam diri anak adalah suatu hal yang mengesankan. Apalagi, jika mengingat sang anak telah berhasil melewati masa kritis dan berjuang melawan kanker dalam dirinya.

Apa yang dilakukan Josh ini menjadi terkenal dan menginspirasi banyak orang setelah Josh memposting fotonya bersama sang anak di sosial media facebook. Ia ingin menunjukkan pada setiap orang tua di dunia untuk peduli terhadap anak. Apalagi, jika anak adalah seseorang yang sedang berjuang melawan penyakit di dalam dirinya. Apapun dan bagaimana pun kondisi anak, setiap orang tua wajib untuk peduli dan mencurahkan kasih sayang yang tulus.





Mengetahui anak apa yang dilakukan Josh, banyak orang mengaku bangga dan terenyuh terhadap kisah Josh bersama buah hati. Bahkan, beberapa orang mengatakan bahwa Josh adalah #BestBaldDad untuk tahun 2016 ini. Walau banyak orang memuji aksinya, Josh mengatakan bahwa ia bukan siapa-siapa dan ia belum pantas disebut sebagai BestBaldDad.

Di akun sosial facebook pribadinya Josh mengatakan, "Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah menghargai apa yang saya lakukan. Suatu kehormatan jika ada yang mengatakan bahwa saya adalah ayah terbaik. Tapi, aku bukanlah ayah terbaik. Masih ada banyak ayah-ayah lain di luar sana yang patut dikatakan sebagai ayah terbaik. Sebagai orang tua, tugas kita adalah memberikan yang terbaik buat buah hati kita. Orang tua yang baik dan peduli terhadap anak-anaknya semuanya bisa dikatakan sebagai orang tua terbaik."

Wah, apa yang dilakukan Josh begitu mengesankan dan menyentuh hati. Semoga, ia dan buah hati serta keluarganya selalu bahagia dan selalu dalam lindungan Tuhan. Semoga, kita semua juga bisa menjadi orang tua yang baik buat anak-anak kita atau buat siapapun yang ada di sekitar kita.

sumber : vemale.com

baca juga : Pria Non Muslim Rajin Bangunkan Saudara Muslim Untuk Sahur


Pria Non Muslim Rajin Bangunkan Saudara Muslim Untuk Sahur



Ketika seseorang menghormati orang lain yang beda agama, beda suku atau beda rasa, tentu hal ini juga akan membuatnya dihormati. Tak hanya dihormati, sikapnya yang ramah dan menghargai serta peduli tersebut tentunya akan membuatnya menjadi seseorang yang mengesankan. Berbicara mengenai seseorang yang sangat mengesankan dan menghargai orang lain di sekitarnya yang beda agama, kali ini telah dilakukan oleh seorang pria dari Israel bernama Michel Ayoub.

Michel Ayoub merupakan seseorang non muslim. Meski ia non muslim, setiap waktu sahur ia selalu membangunkan orang-orang muslim di lingkungannya untuk melakukan ibadah sunah makan sahur. Tampa pamrih, Michel mendatangi rumah orang-orang muslim satu persatu dan membangunkannya untuk memberi tahu bahwa sudah waktunya untuk melakukan makan sahur.



Dikutip dari laman haaretz.com, Michel memulai keliling sekitar pukul 02.00 dini hari waktu setempat di sekitar Abboud, di kota Acre, Israel dengan membawa sebuah drum lalu menabuh drum tersebut sebagai penanda bahwa sudah tiba waktunya sahur. Saat berkeliling ini, Michel juga tak lupa memakai pakaian khas Arab serta memakai sorban di kepalanya. Tak lupa ia juga menyanyikan suatu lagu dalam bahasa Arab yang artinya,


"Kamu yang sedang tertidur, bangunlah, tunjukkan loyalitasmu untuk beribadah kepada Allah dan bangunlah untuk menjalankan ibadah makan sahur sebelum fajar tiba."


Dari laporan yang ada, tradisi membangunkan orang sahur di Israel ini sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Sementara ini, tradisi ini mulai terlupakan dan tidak dilakukan lagi. Karena alasan ini, Michel pun ingin meneruskan tradisi ini. Ya, meskipun ia bukanlah seorang yang beragama muslim. Michel sendiri telah menjalankan tradisi ini dan berjuang sendiri untuk membangunkan orang muslim sahur setidaknya selama sepuluh tahun terakhir.



Atas apa yang dilakukan oleh Michel, semua orang di lingkungannya baik ia yang non muslim atau yang muslim begitu menghormati Michel. Tidak jarang, beberapa warga muslim juga mengajaknya makan sahur bersama. Mohammed Omar, seorang warga muslim sekitar mengatakan,


"Saya selalu menunggunya setiap tahun. Ia adalah bagian dari tradisi. Ada yang bangun saat ia membangunkannya dan ada yang tetap tidur. Meski tak semua orang bangun, ia tetap melakukannya. Inilah yang membuat semua orang menghormati dan begitu menghargainya.












Apa yang dilakukan oleh Michel begitu mengesankan. Kita semua tentu berharap bahwa toleransi antar umat beragama yang baik dan mengesankan seperti ini bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Selain menambah keluarga, saling menghargai dan menghormati antar umat beragama tentunya akan mendatangkan pahala dari sang pencipta serta menciptakan perdamaian yang mengesankan. Semoga, kita semua bisa saling menghargai dan menghormati antar umat beragama tanpa pamrih dan tulus.

Buat kamu yang sedang menjalankan ibadah puasa, selamat menjalankan ibadah puasa.

sumber : vemale.com

baca juga : Tak Pernah Kehilangan Harapan

TAK PERNAH KEHILANGAN HARAPAN



Chris Gardner lahir di Milwaukee, Wisconsin, 9 Februari 1954. Ia dibesarkan oleh ibu dan ayah tirinya. Namun ayah tirinya punya tabiat kasar baik pada ibunya maupun anak-anaknya. Bahkan menuduh ibunya penipu sehingga sang ibu sampai dipenjara. Gardner sendiri kemudian dibesarkan di panti bersama adiknya.

Selama di panti ia mendapat bimbingan dari tiga orang, yang salah satunya adalah Henry seorang marinir yang ia anggap ayahnya. Sayangnya Henry meninggal karena kecelakaan. Saat penguburannya ibunya datang didampingi penjaga penjara. Saat itulah ia baru tahu kalau selama ini ibunya dipenjara. Saat itu Garner berusia delapan tahun.

Sebelum balik lagi ke penjara ibunya menasihatinya tentang kemandirian. "Kamu hanya bisa bergantung pada dirimu sendiri. Pasukan penolong tak akan pernah datang," ujar Gardner menirukan kata-kata ibunya suatu kali. Setelah itu Gardner selalu berpegang pada kata-kata ibunya tersebut.

Setelah meniti karier sebagai perawat di barak militer, ia sempat berkeinginan melanjutkan sekolah bidang medis agar masa depannya lebih baik. Kariernya sempat naik hingga menjadi asisten lab. Namun karena gajinya juga kecil ia memikirkan pekerjaan lain. Pada saat itu ia sudah memiliki anak. Namun saat mengemukakan keinginannya banting stir dari profesinya, pacarnya (ia sendiri bercerai dan memiliki seorang anak) tak setuju. Namun Gardner tetap dengan pendiriannya. Ia kemudian menjadi salesman alat-alat kedokteran dengan gaji dua kali lipat.

Suatu kali di San Francisco ia bertemu dengan seorang lelaki necis yang mengendarai Ferrari. Lelaki itu sedang mencari tempat parkir. Gardner sangat kagum dengan lelaki itu dan mobil mewahnya. Karena itu dengan tak segan ia menawarkan tempat parkir yang akan digunakan mobil bututnya, tetapi dengan syarat, lelaki itu harus menjawab dua pertanyaan: "Apa pekerjaan Anda dan bagaimana melakukannya?"

Si profesional yang tak lain adalah Bob Bridges, pialang saham, menjawabnya dengan mengajak Gardner belajar menjadi pialang saham. Kesempatan itu tak disia-siakan. Gardner pun mulaitraining di perusahaan di mana Bridges bekerja. Begitu asyiknya belajar dan karena inginnya memiliki mobil Ferrari seperti Bridges, ia sampai tak pulang-pulang. Mobilnya tetap diparkir di tempatnya dan menumpukkan tiket parkir yang tak terbayar sebesar US$1200. Karena tak mampu bayar Gardner dipenjara 10 hari.

Setelah keluar penjara ia bertekad menjadi pialang saham. Ia diterima sebagai trainee di Dean Witter Reynold, perusahaan pialang saham. Gajinya hanya US$1000 yang tentu saja tak mencukupi kebutuhannya. Uang itu hanya bisa untuk makan dan tak ada sisa untuk menyewa tempat tinggal. Ia terima tawaran itu. Yang penting belajar. Dan ia melakukannya dengan belajar keras.

Akhirnya ia pun lulus dari training itu. Namun karena belum mendapatkan klien, ia tak mendapat tambahan penghasilan. Buruknya lagi, ia juga harus mengurus anaknya sendiri yang masih kecil karena mantan istrinya tak mau mengurusnya. Gardner tak mau mengecewakan anaknya. Ia ingat masa kecilnya. Karena itu, meski tak punya tempat tinggal ia berusaha memelihara anaknya dan membuat anaknya gembira. Tak satupun rekan kerja Gardner tahu kalau ia dan anaknyahomeless saat itu. Mereka tidur di berbagai tempat yang aman. Kadang di tempat parkir, di kantor, bahkan di ruang toilet stasiun.



 Usaha mati-matian menjadi pialang saham itu tak sia-sia. Akhirnya Gardner sukses juga jadi pialang. Di perusahaan yang mempekerjakannya kemudian, Bear, Stearns & Company, ia menjadi pialang dengan pendapatan tertinggi. Prestasinya itu membuat ia bisa membeli mobil Ferrari seperti yang dimiliki oleh Bridges. Lebih hebat lagi, mobil Ferrari yang dibelinya adalah Ferrari milik legenda bola basket AS, Michael Jordan, sehingga lengkaplah kesuksesannya itu.

Kisah suksesnya itu mengilhami banyak orang. Buku biografinya. The Pursuit of Happiness, jadi buku best seller. Bahkan ketika difilmkan, filmnya mendapat banyak pujian. Itulah hasil dari keyakinan, keinginan kuat, dan kerja keras. Gardner sendiri mengemukakannya dalam kalimat pendek, "I was homeless, but I wasn't hopeless". Saya pernah tak punya tempat tinggal, tapi tak pernah kehilangan harapan.

sumber : andriewongso.com

MELAKUKAN SETIAP HARI



Toshihiko Seko adalah pemenang lomba-lomba lari bergengsi: Fukuoka Marathon (1978–1980, 1983), Boston Marathon (1981, 1987), London Marathon (1986), serta Chicago Marathon (1986). Ia juga pencetak rekor dunia untuk lari 25,000 m (1:13:55.8) dan 30,000 m (1:29:18.8), yang bertahan selama 3 dekade dan baru terpecahkan belakangan ini.

Ketika ditanya mengenai rahasia keberhasilannya, ia menjawab,"Saya hanya berlari 10 kilometer (km) setiap pagi dan 20 km setiap sore."

Banyak orang tidak percaya bahwa ia hanya melakukan latihan yang sederhana tersebut. "Ah.. Mana mungkin cuma mengerjakan hal sederhana yang demikian, tapi berhasil menjadi juara dan pencetak rekor dunia?"

Seko menjawab,"Memang sederhana tapi saya melakukannya setiap hari, 365 hari dalam setahun. Sederhana? Ya. Mudah? Tidak!"

Kerap kali yang membuat kita gagal bukanlah karena rencana kita yang terlalu sederhana atau terlalu rumit, tetapi karena kita tidak cukup berkomitmen untuk mengerjakan rencana kita. Ya, kebanyakan kita hanya bersemangat di awal namun mulai lemah, malas, dan enggan di tengah jalan. Alhasil, kita tidak pernah sampai ke puncak meskipun sudah memiliki bahkan merancang hal-hal hebat.

Ingat, untuk menikmati hasil yang besar bahkan sukses yang lebih gemilang, kita perlu menjalankan rencana yang ada dengan penuh komitmen, secara konsisten. Ini ibarat seperti menyusun satu batubata setiap hari, sampai menjadi sebuah rumah. Ya, kita tidak bisa mengerjakannya setengah-setengah; dikerjakan saat termotivasi, dan mengabaikannya saat malas. Itu hanya akan menghambat keberhasilan kita.

sumber : andriewongso.com

TAN JOE HOK, THE GIANT KILLER


Hampir setengah abad yang lalu, nama Tan Joe Hok dielu-elukan sebagai pahlawan yang mengharumkan nama Tanah Air di seluruh dunia. Ia pemain bulu tangkis Indonesia pertama yang menjuarai All England dan meraih medali emas Asian Games. Bersama enam pebulu tangkis lain (Ferry Sonneville, Eddy Yusuf, Olich Solihin, Lie Po Djian, Tan King Gwan, dan Njoo Kim Bie), Tan Joe Hok juga memboyong Piala Thomas untuk pertama kali ke Tanah Air.

Karena keberhasilannya menundukkan jago-jago dunia, media dunia menjuluki Tan Joe Hok dengan sebutan "The Giant Killer" (Pembunuh Raksasa). Ini pula yang menjadi salah satu pemicu yang memotivasi dirinya untuk terus mengukir prestasi. Namun di balik kesuksesan itu, Tan Joe Hok sendiri menyebut dirinya sebagai rumput liar yang harus mampu hidup di segala kondisi.

Tan Joe Hok, anak kedua dari enam bersaudara yang lahir pada tahun 1937, berasal dari keluarga yang ekonominya serba kekurangan. Untuk membeli beras saja, keluarganya harus mengantre. Tidak hanya itu, mereka pun harus mengungsi berkali-kali. Di masa berpindah-pindah tempat tinggal inilah, Tan Joe Hok mulai menumbuhkan benih ketertarikan terhadap permainan bola berbulu angsa.

Awalnya ia hanya berperan sebagai anak pembawa kok dan raket saja saat menonton keluarga dan tetangganya asyik bermain bulu tangkis, tapi lama-kelamaan dia mulai ikut serta sebagai pemain. Keinginannya itu pun tak surut meski dirinya tak punya raket. "Tak ada rotan, akar pun jadi", begitulah yang dilakukan Tan Joe Hok. Dia menjadikan kelom (sandal dari kayu) milik ibunya sebagai pengganti raket. Kok yang digunakan pun bekas yang hanya tersisa tiga lembar bulu.

Berbekal alat sederhana itu, Tan Joe Hok terus berlatih. Ternyata banyak yang memuji kemampuan dia bermain bulu tangkis. Hingga suatu hari Lie Tjoe Kong, pemain bulu tangkis Bandung saat itu, mengajaknya bergabung dengan Blue White. Klub bulu tangkis terkuat di Bandung ini adalah cikal-bakal Klub Mutiara. Peluang emas ini pun tak disia-siakan Tan Joe Hok. Setiap hari dia berlatih sejak jam lima pagi. Dari sinilah kariernya sebagai pemain bulu tangkis terus melesat hingga ke tingkat nasional dan internasional. Kemenangan yang paling tak terlupakan Tan Joe Hok adalah saat merebut Piala Thomas bagi Indonesia untuk pertama kalinya. Tim Piala Thomas yang dikenal sebagai "The Seven Magnificent" itu pun disambut meriah dengan tabuhan beduk di masjid, dentingan lonceng di gereja, dan disiarkan di radio.

===

Ketika menjalani tur ke beberapa kota di India, Tan Joe Hok bertemu dengan Ismail bin Mardjan, salah satu juara ganda All England asal Malaya yang tinggal di Singapura. Perjalanan selama lebih dari setengah bulan itu menjadikan mereka bagai kakak-beradik. Karena itu, Ismail sempat memberi sedikit nasihat padanya, "Joe Hok, kamu bisa jadi pemain nomor satu di dunia. Berlatihlah lebih giat. Tapi, begitu sudah juara, sebaiknya berhenti. Jangan hidup seperti saya."

Nasihat Ismail ini baru dipahami ketika Tan Joe Hok melihat dengan mata kepala sendiri betapa kumuhnya tempat tinggal Ismail. Untuk menyambung hidup pun, Ismail harus bekerja sebagai satpam. Melihat semua itu, Tan Joe Hok bertekad mengikuti kata-kata Ismail karena dia ingin hidup lebih layak dan tidak selamanya menjadi pemain bulu tangkis. Dia memutuskan menggantung raket setelah meraih kemenangan di kejuaraan All England di Kanada dan Amerika Serikat. Dia beserta keluarga langsung menuju Texas, Amerika, karena mendapat beasiswa kuliah di Baylor University, jurusan Premedical Major in Chemistry and Biology. Selain menimba ilmu, dia pun harus bekerja serabutan demi membiayai biaya hidup sehari-harinya di negeri orang.

Namun, pada tahun 1961 Tan Joe Hok dipanggil untuk kembali membela Tanah Air di lapangan bulu tangkis. Dia pun berhasil mempertahankan Piala Thomas di Jakarta. Setelah meraih kemenangan, Tan Joe Hok mendapat tanda jasa Satya Lencana Kebudayaan dari Presiden Soekarno. Bahkan, Bung Karno sempat berkata-kata begini, "Saya bangga; banyak doktor, insinyur, tapi manusia seperti kamu yang mewakili bangsa dan negaramu hanya bisa dihitung dengan jari. I will give you a scholarship."

Ketika Tan Joe Hok kembali ke Amerika untuk kuliah, dia menerima surat dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Surat itu berisi cek senilai US$1.000. Saat itu uang segitu sangat besar nilainya. Mungkin inilah bentuk pemenuhan janji yang pernah diungkapkan Presiden Soekarno pada Tan Joe Hok. Akhirnya karena merasa tak berhak menerima apalagi dia sudah berkuliah gratis di Baylor University dan bisa mencari uang dengan bekerja di kampus, Tan Joe Hok pun memutuskan untuk mengembalikan uang itu. Baginya, menjadi putra Indonesia yang dibanggakan lebih berharga daripada sejumlah uang.

===

Kini setelah puluhan tahun berlalu dan saat dirinya sudah memasuki usia senja, Tan Joe Hok tetap giat beraktivitas. Dia menghabiskan masa tua dengan berbagai kegiatan: menonton berita di televisi kabel, belajar bahasa asing, dan memotret. Dia pun aktif di Komunitas Bulu Tangkis Indonesia, sebuah wadah berkumpulnya mantan atlet dan pengurus. Di sinilah Tan Joe Hok giat membantu teman-teman sesama atlet yang masa tuanya kurang beruntung, sakit-sakitan, dan kehabisan uang.

Sungguh luar biasa kisah hidup Tan Joe Hok. Dari muda hingga masa tuanya, dia menjalani hidup tidak hanya demi dirinya sendiri tapi juga demi orang lain. Perjuangan hidupnya pun patut diacungi jempol dan layak diteladani.

sumber : andriewongso.com

baca juga : kisah bintang ternama Hongkong Chow Yun Fat dari seorang Bellboy jadi Aktor terkenal

KISAH SEORANG BELLBOY DAN MOBIL ROLLS ROYCE


Saat usianya 15 tahun, ayahnya sakit keras yang tak kunjung sembuh. Mulai saat itu juga, ia harus mencari pekerjaan. Setiap hari libur, ia bekerja di pabrik elektronik sebagai pengecek sirkuit elektronik. Namun karena penghasilannya tak memadai, akhirnya ia keluar dari sekolah.
Suatu kali, ada seorang temannya yang mengajaknya bekerja sebagai bellboy di sebuah hotel mewah. Tawaran itu tak disia-siakannya. Tugas bellboy adalah mengangkat tas dan bawaan tamu dari mobil ke kamar hotel dan sebaliknya. Sebagai bellboy ia kerap mendapat uang tips. Hanya saja ada aturan, setiap uang tips harus disetorkan ke kepala portir.

Beberapa waktu kemudian, ada seorang tamu asing perempuan memberinya tips satu dolar, angka yang besar saat itu. Uang itu ia masukkan ke dalam sakunya. Ternyata kepala portir melihatnya. Ia pun dipanggil dan saat itu juga dipecat. Ia sempat mengemis agar dipekerjakan hingga pagi dan berjanji tak akan mengulanginya lagi agar dipekerjakan lagi. Namun ia tetap ditolak. Itu sangat menyakitkannya.

Ia tidak mau pulang karena takut ibunya tahu. Saat itu ayahnya sudah meninggal. Hanya saja ada satu kenangan yang selalu diingatnya selagi menjadi bellboy. Suatu kali ia melihat seorang tamu mengendarai mobil bagus. Ia tak tahu kalau itu Rolls-Royce. Tamu hotel itu turun dari mobilnya dan memerintahkannya untuk mencuci mobil itu. Ia pun mencucinya dengan senang hati. Begitu senangnya mobil itu sampai ia pun mengelapnya hingga Rolls-Royce itu benar-benar kinclong.

Kenangan itu sangat membekas dan ia sangat mengagumi mobil itu. Karena itu, ketika pada hari berikutnya ia melihat Rolls-Royce hitam terparkir di depan sebuah dealer, ia dengan serta merta melihatnya dan ingin tahu dalamnya. Lalu pintunya ia buka. Ia ingin mencoba duduk dan membayangkan ia mengendarai mobil itu.

Namun tiba-tiba satu hardikan datang dari belakang. "Apa yang kamu lakukan?!" bentar bos dealer itu. "Tutup kembali pintu mobil itu. Orang seperti kamu, tidak akan pernah merasakan duduk di dalam Rolls-Royce!"

Hinaan itu sangat membekas. Ia selalu mengingatnya. Benarkah ia tak akan pernah bisa duduk di dalam Rolls-Royce? Setelah jadi bellboy ia beberapa kali mencoba pekerjaan lain, seperti salesman dan sopir taksi. Sampai suatu kali ia membaca iklan yang menawarkan pekerjaan sebagai aktor televisi yang akan dilatih akting terlebih dulu. Ia mendaftar dan akhirnya diterima di TVB. Ia kemudian mendapat kontrak tiga tahun. Tak hanya itu, ia juga menjadi bintang film layar lebar dengan berperan utama di film The Bund (1980). Film itu sukses luar biasa dan karirnya melesat, sebagai bintang besar Hong Kong. Setelah itu, film demi film ia bintangi.

Dialah Chow Yun Fat. Kini, ia sudah memiliki uang untuk membeli mobil mewah. Tak hanya satu tetapi lima. Satu di antaranya adalah Rolls-Royce. "Saya selalu mengajak ibu saya jalan-jalan keliling Hong Kong dengan Roll-Royce itu," kata Chow Yun Fat suatu ketika.

Namun mobilnya satu per satu ia jual. Ia tak nyaman memiliki banyak mobil. "Pemborosan", katanya. "Saya sebenarnya lebih suka naik bis," ujarnya. Ia mewarisi sifat ibunya yang tak tak mau bermewah-mewah. Bahkan ketika sudah jadi mega star dunia, dan ia bisa membayar pembantu bagi sang ibu, ibunya selalu menolaknya. "Dari pada kamu bayarkan uang itu untuk para pembantu, lebih baik kamu berikan padaku," kata Chow Yun Fat menirukan ibunya. Dan ibunya tetap mengerjakan semua pekerjaannya sendiri.

Ambisi membeli lima mobil mewah itu, disadarinya hanya untuk membuktikan pada bos dealermobil itu bahwa ternyata ia bisa memiliki Rolls-Royce. "Dulu saya rendah diri. Sekarang saya bisa katakan, kemewahan apa yang orang lain miliki pernah saya miliki," katanya.